Kehidupan orang percaya yang mulai bertumbuh akan
nampak dari munculnya kerinduan untuk mau melayani Tuhan dengan talenta yang
Tuhan berikan kepadanya. Namun seringkali ketika semakin dalam terlibat dalam
pelayanan, lama-kelamaan akan muncul perasaan jenuh dengan aktifitas pelayanan
yang padat dan cenderung menjadi suatu rutinitas mingguan yang harus
dikerjakan.
Hari
ini kita bersama-sama akan belajar dari kehidupan Elia, seorang hamba Tuhan
yang sudah sampai pada titik klimaks perasaan jenuhnya terhadap panggilan
pelayanannya, sehingga dia berseru kepada Tuhan dan meminta agar Tuhan mencabut
nyawanya. Padahal kalau kita perhatikan pada kisah sebelumnya, Elia baru saja
membuat suatu kebangunan rohani yang besar di tengah-tengah orang Israel.
Bagaimana dengan beraninya seorang Elia menghadapi 450 nabi Baal dan berhasil
membuktikan kepada rakyat Israel bahwa Allah yang disembah Abraham, Ishak dan
Israel (Yakub) adalah Allah yang benar-benar hidup dan berkuasa menyatakan
kekuasaan-Nya. Artinya setelah mengalami pangalaman yang luar biasa bersama
Tuhan, kemudian Elia mengalami tekanan dan kejenuhan yang luar biasa dalam
kehidupan dan pelayanannya ketika menghadapi ancaman Izebel. Seandainya dalam
hidup kita pun mengalami seperti yang dialami oleh nabi Elia, kira-kira apa
yang harus kita lakukan?
Dari
kehidupan Elia kita akan belajar bagaimana cara mengatasi kejenuhan dalam
pelayanan tersebut, yakni:
1.
Perlu
kekuatan baru
Saat Elia merasa takut dan kelelahan
akibat pertarungannya dengan nabi-nabi Baal untuk membuktikan Allahnya hidup
dan berkuasa, kemudian menghadapi ancaman dari Izebel, Elia mencoba untuk
bersembunyi, bahkan kemudian rasanya ingin Tuhan mencabut nyawanya. Namun Tuhan
melalui malaikat-Nya, memberikan apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan Elia
pada saat itu, yakni makanan untuk membuat Elia kuat untuk dapat melanjutkan
perjalanannya ke gunung Allah. Dalam kelemahan dan kejenuhan kita, seringkali
yang kita butuhkan adalah kekuatan baru untuk dapat melanjutkan perjalanan
hidup dan pelayanan kita, dan itu dapat kita peroleh melalui “malaikat” yang
Tuhan kirim kepada kita, mungkin orang yang tidak terduga, atau melalui cara
yang supranatural.
2.
Perlu
peneguhan Tuhan kembali
Setelah makan dan mendapat kekuatan
baru, Elia melanjutkan perjalanannya ke gunung Allah, yakni gunung Horeb dan
mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang meneguhkan kembali akan
panggilan Elia. Tuhan menyatakan diri kepada Elia bukan dengan cara yang
spektakuler, bukan melalui angin yang besar dan kuat, bukan melalui gempa, atau
menampakkan diri dengan api, tetapi Tuhan datang dalam angin sepoi-sepoi basa
(ay. 12) dan mengingatkan Elia bahwa masih ada tugas yang belum selesai dan
harus diselesaikan oleh Elia, yakni tugas untuk mengurapi Hazael menjadi raja
atas Aram, juga mengurapi Yehu, cucu Nimsi menjadi raja atas Israel, serta
Elisa bin Safat untuk menjadi nabi menggantikan dirinya.
Seringkali dalam kelelahan dan
kejenuhan kita saat mengiring dan melayani Tuhan, kita memerlukan perjumpaan
pribadi dengan Tuhan untuk mendengar bagaimana Tuhan meneguhkan kembali
panggilan kita dan menyadarkan kita bahwa masih ada tugas dan tanggung jawab
yang harus kita selesaikan dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Hal ini akan membuat kita memperoleh semangat baru untuk melanjutkan tugas dan
panggilan kita.
3.
Perlu
menyadari bahwa kita tidak sendiri
Elia awalnya merasa jenuh, takut dan
putus asa karena merasa bahwa hanya dia seorang diri saja yang masih menyembah
Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, sementara semua orang Israel sudah
terpengaruh untuk menyebah Baal dan dewa-dewa orang Kanaan. Namun di ayat 18,
Tuhan memberitahu kepada Elia bahwa masih ada 7000 orang Israel yang tidak
sujud menyembah Baal dan masih menyembah kepada Allah seperti Elia. Hal ini dinyatakan
Tuhan untuk membangkitkan semangat Elia, bahwa dia tidak berjuang seorang diri,
namun masih ada banyak orang yang menyembah kepada Allah Israel.
Apabila ada di antara kita yang saat
ini sedang merasa jenuh dalam mengiring dan melayani Tuhan, kiranya apa yang
dapat kita pelajari dan renungkan dari kisah Elia ini, bisa menjadi peneguhan
dan jawaban atas pergumulan kita.
Komentar
Posting Komentar